Jauh di muara kalbu paling dalam
Menaringkan seringai sesalan tak berupa
Menyeolahkanku sebagai manusia bodoh tak berkeberanian
Mensifatiku bagi patung penunggu indah tutur sapa
Hei...kenapa masih termangu-mangu
Sesaat sesuatu itu membentak, menarik tangan lemah ketidakberdayaan
Namun ketakbergeminganku tetap saja berkacak diam
Berguman di kata-katanya sendiri
Bergelut dengan perasaan yang sesaat hilang
Sedang kitaran waktu itu makin mengiangi telinga kesadaran
Dengan masih sombongnya dan tak kalah lengking suaranya
Yang kasar membanting, menjerembabkanku
tanpa peduli melumat, meluluhlantakkan jiwa merapuh
Lalu mempengecutkanku...!

MyRoom, Jkt 28 Februari 2000/00.00am
Tak selamanya tentangnya...
ReplyDeleteTak selamanya menjerembabkan...
Tak selamanya.....